Kamis, November 21, 2013

Cara Aman Pengereman Sepeda Motor Matik


Sepeda motor matik sering dianggap sebagai model yang paling mudah dikendarai. Cukup nyalakan mesin, putar handel gas, lalu jaga kesimbangan, maka motor akan melaju dengan baik. Tak heran, jika sejak awal kemunculan di pertengahan dekade 90-an hingga saat ini, motor matik mendapat sambutan yang baik dari konsumen di Tanah Air.
Tapi sayang, peningkatan penjualan motor matik, dibarengi dengan pengendara yang kurang paham teknik menungganginya. Paling penting soal teknik pengereman. Efeknya, tentu muncul kecelakaan yang berpotensi menimbulkan korban.
Aldea Henry, instruktur binaan PT Astra Honda Motor (AHM) yang menjadi juara nasional safety riding 2013, berbagi tips aman soal pengereman pada motor matik. "Kalau model sport atau menggunakan kopling basah (model bebek tanpa tuas kopling), ada bantuan pengereman dengan bantuan mesin (engine break), di motor matik enggak ada," kata Aldea. Berikut antisipasinya.
1. Menarik tuas rem dengan empat jari. Hal ini mutlak dilakukan untuk mencapai hasil maksimal saat pengereman.
2. Tarik tuas rem secara gradual atau bertahap, agar putaran roda tak terkunci secara tiba-tiba. Jadi, tekanan awal tuas rem, dimulai dari jari kelingking, secara berurutan hingga ke jari telunjuk. "Tekniknya seperti orang memeras baju, bertahap diurut gitu," kata Aldea.
3. Utamakan rem depan. Beban besar saat mengerem ada pada bagian depan. Sehingga porsi pun harus lebih banyak di rem depan. Menurut Aldea hal ini mampu mengantisipasi supaya tidak tergelincir.
4. Atur komposisi atau porsi tekanan antara rem belakang dan depan. Tidak ada teori baku yang menjelaskan hal tersebut dan hanya mengandalkan feeling. "Semuanya bisa dirasakan pakai feeling. Kapan harus terus direm, atau dikendurkan," kata Aldea. Terlebih saat di permukaaan jalan yang berisiko tinggi, seperti jalan basah, berpasir atau ada tumpahan minyak (oli atau solar).
Dijelaskan, tarik tuas bertahap dan dirasakan dengan baik. Jika motor sudah menunjukkan tanda-tanda akan slip, jangan tambah tekanan pada rem, ikuti aja, rasakan," cetus Aldea.
5. Tidak panik. Kecelakaan kerap terjadi karena pengendara panik, dan menarik tuas rem dalam-dalam. Pilihan tersebut justru sangat berbahaya, karena menyebabkan motor tergelincir dan terjatuh. "Itu akibat ban-nya 'nge-lock'. Sementara daya cengkram ban ke jalan tidak ada," ujar Aldea.
Menurut Aldea, jika semua teknik pengereman itu sudah dikuasai dan dijadikan kebiasaan, maka dalam keadaan mendadak pun, pola pengereman itu akan menjadi gerakan refleks dari si pengendara. Selamat berkendara!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar